Pages

Sabtu, 06 Maret 2010

Melacak V-Belt

2009-03-07



V-belt seperti rantai, tugasnya meneruskan putaran mesin sampai roda belakang skubek. Kendalanya sampai sekarang belum didapat v-belt racing yang kuat dari standar. Akhirnya buat balap, tetap pakai standar namun lebih cepat ganti.

Coki alias Yessy Liga Siswanto dari JP Racing sudah pernah riset. Bahkan, beberapa v-belt racing buatan luar dicobanya. Namun, tetap saja putus. “Itu terjadi di Mio drag bike 250 cc (22 dk) atau Mio road race 150 cc (15 dk),” kata Coki.

Sebagai solusi, tetap menggunakan v-belt standar. Namun batas pakainya lebih cepat. “Habis balap harus dilepas,” jelas Beny Pria ‘Baong’ Nursandi, pembalap seeded bangkotan yang kini melirik balap skubek.

Goday, mekanik JP Racing kasih penjelasan rinci. Katanya demi keamanan setiap 15 lap harus ganti v-belt. Sebab berisiko fatal jika sampai putus. “Bahayanya seperti putus cinta. Iya puli depan (driven pully) kerap rompal akibat v-belt putus,” tambah Beny.

Itu ditangkap Mitra2000 yang terkenal dengan TDR-nya. Maklum, Mitra2000 sudah banyak bereksperimen, sebelum balap skubek rame. Masih ingat kan, skubek milik Mitra200 yang menarik mobil off-road bongsor. Nah, itu saja, v-belt TDR gak putus-putus. Apalagi hanya menarik motor.



Padahal, tuh skubek menghela beban yang ruar biasa berat. “Mitra2000 melakukan riset v-belt atas dasar standar. Basicnya, harus berpatokan pada v-belt asli pabrik. Itu yang dilakukan,” sebut Tedy Hartono, bos Mitra2000.

Singkat cerita, Mitra2000 yang bermitra dengan Bando Manufacturing Thailand (BMT) Ltd., yang tentu, bermarkas di Thailand. BMT sebagai penyuplai v-belt resmi pabrikan pabrikan Jepang. Punya basic atau ukuran kekuatan sabuk standar pabrik. “Khusus untuk TDR dibikin lebih kuat lagi,” rinci Tedy yang sedang ke Thai untuk menangkap Gajah Putih lalu diikat pakai v-belt TDR. Maksud, loe? Iya, itu tanda sabuk TDR kuat. He, he…

Pantas TDR berani jadi sponsor resmi balap skubek yang akan dipentas 4 seri sepanjang 2009 ini. “Bahkan TDR berani kasih kepada semua tim dan pembalap untuk memakainya. Ini komitmen Mitra2000 untuk membuat produk berkualitas,” timpal Beny Rachmawan, juru bicara TDR.

Selain v-belt standar dan TDR, pilihan lain bisa buatan Marathon. Merek racing dibanderol murah ini tak kalah kuat dengan versi standar. Mungkin lebih kuat karena Marathon dibuat oleh pabrikan Mitsubhosi yang mengantongi lisensi Jepang.

“V-belt Mitshubhosi ukuranya lebih lebar dari standar. Lebih tahan,” jelas Ergus pemilik toko dan tim R-59 Racing dari Jl. Dewi Sartika, No. 32, Ciputat, Tangerang. Ergus pasang di Mio balap pacuannya sendiri saat ikut road race skubek di Sentul Kecil beberapa waktu lalu.

BAHAN KEVLAR

V-belt racing dijual dengan embel-embel dibuat dari bahan kevlar. “Nyatanya tetap saja mudah putus. Padahal dijual oleh merek terkenal,” buka Coki yang pemegang merek Kawahara identik dengan remote control on-road untuk 1/10 dan 1/8 itu.

Untuk itu, memang bukan jaminan kuat dengan embel-embel kevlar. Coki tidak mau merinci merek itu. Pastinya sudah pada tahu. Biasanya belt tidak kuat jepitan dan bahannya semrawut. Benang atau kevlarnya amburadul. Dibuat tidak berpatokan pada belt standar pabrik.

AWAS PALSU

Hati-hati membeli v-belt asli OEM Yamaha. Kini mulai banyak dijual palsunya. Seperti kejadian dialami Koh Yonk dari Yonk Jaya Motor Bandung. Ditawari v-belt asli Yamaha tanpa bungkus dan hanya disodori harga Rp 30 ribu. Bandingkan dengan banderol resmi yang bisa mencapai Rp 65 ribu.

Koh Yonk tertarik juga untuk dijual kembali. Untungnya hanya ambil 30. “Setelah dicoba tahunya mudah putus,” kesal Koh Yonk dari Jl. Jend. Ahmad Yani, Bandung yang menjual sabuk skubek TDR.

Kejadian sial juga dialami Beny Pria Nursandi. Pasang belt untuk geber di final kejurda Jawa Barat. “Dibeli hanya Rp 55 ribu dan dikemas rapi layaknya barang OEM Yamaha. Baru 5 lap putus dan merusak puli depan,” sesal pembalap mesra disaBeny.

Katanya belt palsu yang dibeli Beny tidak ada seratnya. Sehingga mudah putus. Padahal kemasannya ada hologram. Namun curiganya warna hitam belt sangat mengkilap. Berbeda dengan asli OEM yang hitam pudar.

Ini sebagai pelajaran dan semoga berguna bagi semua.

Penulis/Foto : Aong/Endro, Dok. MOTOR Plus



Tidak ada komentar: